Yell vs. Shout: Apa Bedanya?

Kata kerja "yell" dan "shout" dalam bahasa Inggris seringkali dianggap sama, karena keduanya berarti berteriak. Namun, terdapat perbedaan nuansa yang penting. "Yell" biasanya digunakan untuk menggambarkan teriakan yang lebih keras, seringkali karena emosi yang kuat seperti marah, takut, atau kegembiraan. Sedangkan "shout" bisa berarti berteriak dengan keras, tetapi konteksnya lebih luas, bisa karena ingin menyampaikan sesuatu dari jarak jauh, atau karena ingin menarik perhatian.

Perbedaan utamanya terletak pada intensitas dan tujuan teriakan. "Yell" menyiratkan emosi yang lebih intens, sementara "shout" lebih netral. Perhatikan contoh berikut:

  • Yell: "He yelled at the referee after a bad call." (Dia berteriak pada wasit setelah keputusan yang buruk.)
  • Yell: "She yelled with joy when she heard the good news." (Dia berteriak kegirangan ketika mendengar kabar baik.)
  • Shout: "He shouted across the field to his friend." (Dia berteriak melintasi lapangan kepada temannya.)
  • Shout: "She shouted to get everyone's attention." (Dia berteriak untuk menarik perhatian semua orang.)

Seperti yang bisa kamu lihat, dalam contoh pertama, "yell" menggambarkan teriakan yang dipicu oleh kemarahan. Sedangkan dalam contoh kedua, "yell" menunjukkan kegembiraan yang meluap. Contoh ketiga dan keempat menunjukkan bagaimana "shout" digunakan untuk komunikasi jarak jauh dan untuk menarik perhatian, tanpa necessarily menunjukkan emosi yang kuat.

Berikut beberapa contoh lain untuk memperjelas perbedaannya:

  • Yell: "The children yelled in excitement at the amusement park." (Anak-anak berteriak kegirangan di taman hiburan.)
  • Shout: "The lifeguard shouted, 'Stay away from the rocks!'" (Penyelamat berteriak, "Jauhi bebatuan!")

Meskipun terkadang kedua kata tersebut dapat dipertukarkan, memperhatikan konteks dan nuansa emosinya akan membantumu memilih kata yang tepat dan membuat kalimatmu lebih akurat.

Happy learning!

Learn English with Images

With over 120,000 photos and illustrations